40 Pimpinan Pusat Bahasa UIN, IAIN dan STAIN Berkumpul di UIN Jakarta
40 Pimpinan Pusat Bahasa UIN, IAIN dan STAIN Berkumpul di UIN Jakarta

Bertempat di Syahida Inn, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lebih dari 40 pimpinan Pusat Bahasa UIN, IAIN dan STAIN seluruh Indonesia berkumpul untuk bersilaturrahim sekaligus membentuk jaringan kerja antar lembaga bahasa yang berada dibawah UIN, IAIN dan STAIN. Kegiatan yang dibungkus dalam Workshop dengan tema "Menuju Pengelolaan Pembelajaran dan Pengukuran Kompetensi Bahasa yang Terstandar dan Bemutu" dibuka secara resmi oleh Purek 1 Bidang Akademik, Prof.Dr.H. Matsna HS, MA.

Dalam orasinya, Prof. Matsna berharap bahwa kegiatan workshop yang mengangkat pengelolaan kebahasaan di tiap UIN, STAIN dan IAIN harus dirumuskan secara seksama dan bersifat kontinyu. "Bila perlu workshop kebahasaan ini mestinya bisa dilakukan setahun 5 kali. Silahkan dirumuskan standarisasi pengajaran bahasa, lebih spesifik lebih baik tergantung kemampuan bidang kebahasaannya masing-masing. Karena begitu pentingnya kemampuan bahasa yang harus dimiliki mahasiswa, maka pertemuan-pertemuan lebih spesifik antar dosen bahasa bisa dilakukan agar bisa dihasilkan pengelolaan kebahasaan yang bermutu sehingga lulusan UIN, STAIN atau IAIN cakap dalam berbahasa asing," demikian Prof. Matsna sampaikan.

Kepala Pusat Pengembangan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, M.Zuhdi, Ph.D. menjelaskan bahwa kegiatan workshop ini bukanlah kali pertama digelar, tetapi sebelumnya pernah digelar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas inisiatif Dr. Sofiyullah, bahwa diperlukan pertemuan lanjutan guna membahas standarisasi pembelajaran bahasa di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN). M.Zuhdi menyatakan bahwa melalui workshop ini diharapkan setiap perguruan tinggi Islam memiliki jaringan antar lembaga bahasa, mempererat jaringan kerja untuk mengembangkan PTAIN sebagai kekuatan umat Islam.

"Kita ini berada dalam masa kompetisi, dimana penguasaan akan bahasa asing menjadi penting karena tingkat kecerdasan yang tinggi yang dimiliki seseorang tidak akan dikenal banyak orang jika tidak diiringi dengan penguatan kemampuan terhadap bahasa asing. Oleh karena itu, kemampuan akan bahasa asing menjadi keniscayaan bagi semua orang, bukan hanya dalam dunia pendidikan tetapi juga dalam sentra ekonomi dan bisnis di era keterbukaan perdagangan seperti sekarang ini," demikian pungkas M. Zuhdi dalam orasinya dalam kegiatan workshop di UIN Jakarta.