Bahasa dan Sikap Ilmiah
Koordinator Bahasa Inggris UIN Jakarta, M Shohibussirri, menjadi salah satu narasumber dalam acara publik bertajuk 'Sikap Ilmiah dalam Pengambilan Kebijakan Publik'. Acara yang dihadiri mahasiswa UIN Jakarta dan peserta umum ini diselenggarakan secara daring melalui Google Meet pada hari Selasa, 8 Juni. Hadir pada acara itu beberapa dosen UIN Jakarta dan aleg (anggota legislatif) DPRD Kabupaten Gresik, M Syahrul Munir, yang juga ketua fraksi salah satu partai nasional.
Menurut Shohib, kemampuan berfikir dan bersikap ilmiah sangat terkait erat dengan bahasa sebagai medium komunikasi yang khas manusia sebagaimana diafirmasi ahli bahasa dunia seperti Edward Sapir. Tanpa bahasa, manusia hanya bisa mengungkapkan emosi dan berfikir dalam kerangka kekinian (presentness).
Dengan bahasa, manusia bisa mengungkapkan emosi, kognisi dan juga afeksinya. Karenanya, manusia menjalin komunikasi yang kompleks dengan sesamanya, menciptakan budaya dan membangun peradaban. Lewat bahasa pula, manusia berfikir dalam kerangka masa lalu (past), sekarang (present), masa depan (future), dan bahkan masa depan yang tidak pernah terjadi (past future). Dengannya, manusia mampu bernalar secara logis, analitis dan kritis sehingga mampu menciptakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan teoritis dan praktis serta teknologi yang belum pernah ada sebelumnya.
Menurut Syahrul, bahasa juga merupakan aspek penting dalam perumusan dan pengambilan kebijakan publik. Tanpa bahasa yang efektif yang ditunjang oleh data dan pendekatan ilmiah, kebijakan publik yang dibuat oleh lembaga legislatif semisal DPR dan DPRD tidak akan berjalan baik di tengah tengah masyarakat. (red: shohib).