Berbagi Cerita Pengalaman Mengajar Remedial Bahasa Arab
Salah satu program penting dari layanan Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) adalah kursus Remedial bagi mahasiswa paskasarjana S2-S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Program ini didesain untuk memberikan tambahan pengetahuan dan skill dalam menjawab soal-soal TOAFL (Test of Arabic as Foreign Language).
Dalam rangka memaksimalkan hasil kursus ini maka PPB berusaha menghadirkan pengajar yang kompeten dan mumpuni di bidang pengajaran bahasa Arab. Tim pengajar Bahasa Arab Remedial ini diantaranya adalah Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA, Dr. Ahmad Dardiri, Drs. Ikhwan Azizi, M.Pd, Drs Syamsul Arifin, M.Pd dan lain sebagainya. Diantara nama-nama tim pengajar bahasa Arab yang ada di atas maka penulis berhasil mewawancarai Drs. Ikhwan Azizi, M.Pd yang bersedia berbagi pengalaman perihal pengajaran bahasa Arab kelas remedial ini.
Menurut Ikhwan Azizi, salah satu pengajar remedial bahasa Arab, materi-materi yang disampaikan dalam kursus remedial ini adalah perihal istima’, qiraah, tarkib, qowaid, nahwu sharf, mufradat dan lain sebagainya. Sebelum proses pembelajaran, pengajar terlebih dahulu memberikan pertanyaan-pertanyaan awal untuk mengukur sejauhmana kemampuan bahasa arab para peserta. Selanjutnya memberikan pengenalan mengenai bentuk-bentuk soal dalam TOAFl dan berbagai potensi jebakan soal yang ada di dalamnya. Kemudian memberikan pemahaman perihal cara menjawab soal-soal tersebut dengan baik dan benar.
Menurut pandangan ikhwan yang dikenal humoris ini, belajar bahasa Arab tidak mudah walau juga tidak terlalu sulit bagi yang benar-benar concern dan focus untuk mempelajarinya. Apalagi materi soal dalam TOAFL cukup beragam, ada materi tentang aqidah, tasawwuf, ulumul qur’an, figh, sejarah islam dan lain sebagainya. Apalagi bahasa arab memang memiliki keunikan tersendiri dan beberapa prasyarat yang wajib dikuasai seperti penguasaan nahwu sorf, mufradaat (kosa kata), dan lain sebagainya. Apalagi materi-materi TOAFl biasanya terdiri dari kalimat Arab “Gundul alias tanpa harakat” sehingga banyak mahasiswa yang bingung cara membacanya. Akibatnya mereka salah menafsirkan maknanya dan akhirnya salah menjawab soal-soal TOAFL. Melihat kondisi ini, menurut koordinator bahasa Arab PPB, Mukhson Nawawi, MA, dibutuhkan sistem pengajaran Bahasa Arab yang lebih baku. Maka dari ke depan akan dirancang standarisasi mutu dari materi dan sistem pengajaran Bahasa Arab sehingga siapapun pengajarnya nanti dapat mengajarkannya dengan baik dan sesuai tentunya sesuai dengan kemampuan para peserta. Semoga bermanfaat. (SAA).