Ngajar Bahasa Indonesia ke Orang Asing Bikin Terharu
Ngajar Bahasa Indonesia ke Orang Asing Bikin Terharu

okezone.com, JAKARTA - Siapa bilang menjadi pengajar bahasa Indonesia itu mudah? Apalagi jika dihadapkan dengan murid yang memiliki rasa ingin tahu sangat tinggi. Jika tidak memiliki pengetahuan yang memadai, kita justru merasa malu. Pengalaman itu yang dirasakan Dosen Bahasa Indonesia program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Niknik M Kuntarto. Mengajar dua angkatan BIPA UMN, Niknik menyadari pentingnya terus memperkaya pengetahuan saat mengajar para peserta yang sanagat ingin tahu.

"Untuk mengajarkan cara menulis yang baik, saya harus jadi penulis. Ketika mengajarkan tanpa melakukannya, itu omong kosong. Demikian pula dengan bahasa Indonesia, saya harus benar-benar menguasai materi yang akan diberikan," tutur Niknik di Sanggar Jawa Jawi Java, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2014).

Niknik mengaku, terdapat sejumlah kesulitan tersendiri untuk mengajar para mahasiswa asing tersebut. Kendala terbesar yang dialaminya ialah perbedaan budaya.

"Kesulitan mengenai budaya. Orang Korea sangat disiplin, beda dengan kita. Dosen terlambat lima menit, mereka akan mengeluh. Maka, kami para dosen pun belajar untuk datang tepat waktu. Kemudian, mereka itu terbiasa terprogram. Kami harus memberitahukan hari ini mau belajar apa, besok apa, dan sebagainya. Tidak bisa sembarangan," paparnya.

Sementara itu, kata Niknik, kesulitan para pelajar asing dalam belajar bahasa Indonesia adalah pelafalan. Namun, lanjutnya, para peserta BIPA terbilang cukup cepat dalam belajar hal baru.

"Kendala pelafalan. Jepang banyak bunyi sengau. Kalau Korea huruf e, misalnya sukses dalam pelafalan jadi suksese. Tapi mereka terbilang cukup cepat dalam belajar, baik belajar bahasa maupun budaya Indonesia lainnya," ungkap Niknik.

Menurut Niknik, mendapat kesempatan mengajar bahasa Indonesia kepada warga negara asing memberikan banyak manfaat baginya. Salah satunya menguji sejauh mana rasa cinta Tanah Air lewat pengetahuan yang dimiliki.

"Mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing itu merasa terharu. Ada pertanyaan mereka yang membuat keindonesiaan kami teruji. Kemarin, ada yang bertanya tentang ketidakmerataan pendidikan di Indonesia setelah menonton film Denias kaitannya dengan sila kelima Pancasila. Itu yang membuat kami tertantang, apakah benar kami sudah mengenal Indonesia dengan baik dan benar," tutup Niknik. (ade)