Universitas Leiden Garap Perpustakaan Studi Bahasa Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Leiden ingin memperkuat hubungan dengan Indonesia. Universitas tertua di Belanda ini mengunjungi Indonesia untuk makin mempererat hubungan. Hubungan Indonesia dan Leiden memang telah terjalin lama. Caspar Reinwardt, pendiri kebun raya Bogor, adalah profesor dan direktur kebun raya di Universitas Leiden.
Delegasi yang dipimpin oleh Rektor Carel Stolker ini mencari peluang kolaborasi baru dengan universitas, lembaga penelitian dan organisasi pemerintah. Secara khusus, Stolker mendapatkan misi dari Leiden untuk mengembangkan perpustakaan studi Bahasa Indonesia.
"Kami akan melakukan kemitraan yang erat dengan rekan-rekan kami di Indonesia, juga akan dilakukan digitalisasi proyek-proyek ini sehingga materi yang tersedia dapat dinikmati oleh para sarjana di seluruh dunia," kata Stolker.
Baru-baru ini, perpustakaan Universitas Leiden telah menjadi penanggung jawab atas koleksi buku-buku dari Royal Netherlands Institute of Southeast Asian Studies dan Karibia ( KITLV ) dan Royal Tropical Institute (KIT). Dikombinasikan dengan koleksi milik Leiden sendiri, akan tercipta pusat penelitian terbesar mengenai Indonesia di dunia. Lebih dari 10 kilometer arsip yang terdiri dari buku-buku, jurnal, peta dan manuskrip, akan menjadi bagian dari perpustakaan Asian masa depan di Universitas Leiden. Sejak tahun 1969, sebagian besar buku-buku dan jurnal ini dibeli oleh KITLV yang berkantor kantor di Jakarta.
Kegiatan ini akan terus dilakukan. Mulai tanggal 1 Juli KITLV juga akan mewakili Universitas Leiden di Indonesia . Tak hanya itu, Universitas yang didirikan tahun 1575 ini menandatangani perjanjian dengan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Leiden dan UI akan memfasilitasi pertukaran pelajar di bidang humaniora. Fakultas Kedokteran dari kedua universitas sepakat untuk memperpanjang kerjasama dan pertukaran mereka di bidang parasitologi.